Assalammualaikum.... Masih di bulan Januari, dan Tania lagi rajin mau nambahin tulisan di blog ini biar bisa nostalgia pas baca lagi. Sekarang mau cerita seputar perjalanan hidup yang baru lagi. Bisa dibilang ini jadi chapter baru lagi yaa, yuup perjalanan menjadi seorang Ibu.
Mari kita mulai ceritanyaa...
Pada suatu hari... Setelah menikah pada tanggal 20 September 2014, aku dan micua memang tidak ngoyo buat masalah momongan, malahan sebenarnya aku ingin memberi jarak dulu untuk kehamilan. Karena aku ingin beradaptasi dulu dengan status dan tanggung jawab baru ku sebagai istri. Walaupun begitu, aku memang tidak memakai KB apapun, hanya berdasarkan kalender saja. Tapiiiii namanya pengantin baru, yg masih kurang pengalaman, pakai sistem kalender pun kami masih "oon" hahahahaa... Jadwal haid ku biasanya memang teratur, 26-28 hari. Kalaupun telat paling hanya 1 hari, itupun kalau aku mulai stres atau kecapean. Haid terakhir ku tanggal 29 Oktober, dan seharusnya aku akan haid lagi paling lama tanggal 26 November. Tapi sampai tanggal 27 November, aku belum juga haid. Hhhmmm.... Mulai ketar ketir nih. Beberapa gejala seperti mau haid sudah ada padahal,seperti pinggang terasa pegal, (maaf) payudara kencang, perut juga kadang terasa sedikit kram. Pulang kantor aku coba untuk beli testpack, rencana ku kalau esok belum juga haid, aku mau coba pakai testpacknya.
Pagi tanggal 28 November, aku blm juga haid, akhirnya aku coba untuk pakai testpacknya. Beberapa detik berlalu, garis 1 merah pertama mulai nampak, beberapa detik kemudian, muncul garis kedua meskipun samar2.. Whaatt???!!! 2 Garis!!! Jujur saat melihat hasil testpack itu, bukan perasaan senang yg ku rasa. Heeeuu... Maafin Tania ya Allah. Karena sejujurnya aku masih ingin menikmati masa2 awal pernikahan berdua dulu dengan micua. Jd begitu micua menanyakan hasilnya, yg ada aku malah marah2 dan menyalahkan dia. Siangnya, jam istirahat, aku kembali membeli testpack di mall sebrang kantor dan langsung ku pakai. Ku pikir mungkin hasilnya akan beda.. Tp ternyata tetap sama. Muncul 2 garis dengan garis ke2 samar. Aku sempat tanya ke teman-teman di Bride Sisters, apa hasil TP yang seperti itu menandakan aku positif? Ucapan selamat pun berdatangan dari mereka.. Karena menurut mereka hasil itu menunjukkan positif.
Senang? Hhmm... Tidak terlalu. Aku justru kembali berkeluh kesah di grup. Menyatakan ketidaksiapan ku, dll. Tapi lagi-lagi ucapan seorang teman menyadarkan ku. Betapa dia berjuang untuk bisa hamil, sedangkan aku justru sudah dipercayakan amanah itu. Iya, aku yg awalnya tiap kali mengalami mual dan muntah selalu menggeram marah dan mengungkapkan kekesalan ku pada janin di rahim ku, pelan-pelan mulai menerima semuanya.. Tiap kali mual dan muntah datang, aku selalu berusaha berbincang dengan bayi ku. Bercerita supaya makanan yang ku makan dapat diserap dengan baik gizinya, untuk perkembangan dia. Mual dan muntah ini masih ku alami sampai trimester 2. Aku muntah hampir setiap hari, dan paling parah kalau sore hari. Tak jarang setelah semua makanan di perut ku terkuras keluar, aku memuntahkan asam lambung. Rasa asam di mulut, sakit di ulu hati, bahkan kadang aku sampai pipis karena perut yg tertekan ketika muntah. Walaupun harus mengalami semua itu, tp tidak ada lagi keluhan2 atau emosi negatif :D
Memasuki trimester 2, mual dan muntah masih sering ku alami. Bawaan dedek bayi kalau laper, kepala ku terasa sangat pusing. Jd tiap beberapa jam aku hrs makan. Alhasil berat badan ku bertambah BANYAK! Iya.... BUANYAAK!! Tp aku tidak terlalu ambil pusing walaupun ada beberapa suara sumbang di luar sana, yg bilang kalau nanti bayi ku kebesaran, dll. Toh nyatanya tiap kali USG, BBJ ku normal. Aku sangat amat meyakini, setiap kehamilan punya ceritanya sendiri. Jd memang ga bisa dipukul rata kalau perlakuan A pasti hasilnya B.
Jadi, buat para bumils di luar sana, kalau lagi hamil lebih baik banyak-banyak tutup telinga. Kalau ada orang yang bilang sesuatu, jangan langsung ditelen mentah-mentah.. Baiknya selalu konsultasikan sm dokter kandungan kalian. Bahkan kalau perlu cari second opinion jg supaya makin yakin. Saat trimester 2, rata-rata jenis kelamin bayi sudah bisa terlihat. Alhamdulillah menurut penerawangan USG, bayi ku laki-laki. Setiap kali USG jd saat-saat yang dinanti. Rasanya seperti aku bisa berinteraksi secara nyata dengan bayi dalam rahim ku.. Melihatnya bergerak, tumbuh, rasa cinta ku semakin tumbuh untuknya.
Memasuki semester 3, mulai ada penyesuaian lagi.. Perut yang semakin besar, bawa beberapa perubahan, misalnya kaki yang mulai bengkak, buang air kecil jd semakin sering, dan yang paling terasa adalah mencari posisi tidur ternyaman. Karena beban di perut, tulang punggung dan area pinggang jd sering terasa pegal.. Untungnya suami selalu setia pijetin telapak kaki, ngelus-ngelus area pinggang dan punggung, sampe kebangun tengah malem karena istri yang sibuk grasak grusuk benerin posisi tidur.
Oohh iya, sejak awal kehamilan, aku dan suami selalu membiasakan untuk ngobrol sm dede bayi di kandungan. Biasanya "Ritual" ini kami lakukan sebelum tidur. Ntah menceritakan kejadian yg kami alami hari itu, atau sekedar menyapa dan berharap tendangan kecil darinya. Dan di penutup hari, kami juga mengajak dede bayi untuk berdoa bersama. Harapan kami semoga krn dikenalkan dengan Al-Quran sejak dini, dede bayi tumbuh jd anak yang sayang Allah dan sholeh. Aamiin....
Baeklah... Udah lumayan panjang ceritanya.
Nanti dilanjut lagi cerita lainnya ya *kaya ada yang mau baca aja Tan*
Heheheee...
See you on the next post..
Xoxo
Mari kita mulai ceritanyaa...
Pada suatu hari... Setelah menikah pada tanggal 20 September 2014, aku dan micua memang tidak ngoyo buat masalah momongan, malahan sebenarnya aku ingin memberi jarak dulu untuk kehamilan. Karena aku ingin beradaptasi dulu dengan status dan tanggung jawab baru ku sebagai istri. Walaupun begitu, aku memang tidak memakai KB apapun, hanya berdasarkan kalender saja. Tapiiiii namanya pengantin baru, yg masih kurang pengalaman, pakai sistem kalender pun kami masih "oon" hahahahaa... Jadwal haid ku biasanya memang teratur, 26-28 hari. Kalaupun telat paling hanya 1 hari, itupun kalau aku mulai stres atau kecapean. Haid terakhir ku tanggal 29 Oktober, dan seharusnya aku akan haid lagi paling lama tanggal 26 November. Tapi sampai tanggal 27 November, aku belum juga haid. Hhhmmm.... Mulai ketar ketir nih. Beberapa gejala seperti mau haid sudah ada padahal,seperti pinggang terasa pegal, (maaf) payudara kencang, perut juga kadang terasa sedikit kram. Pulang kantor aku coba untuk beli testpack, rencana ku kalau esok belum juga haid, aku mau coba pakai testpacknya.
Pagi tanggal 28 November, aku blm juga haid, akhirnya aku coba untuk pakai testpacknya. Beberapa detik berlalu, garis 1 merah pertama mulai nampak, beberapa detik kemudian, muncul garis kedua meskipun samar2.. Whaatt???!!! 2 Garis!!! Jujur saat melihat hasil testpack itu, bukan perasaan senang yg ku rasa. Heeeuu... Maafin Tania ya Allah. Karena sejujurnya aku masih ingin menikmati masa2 awal pernikahan berdua dulu dengan micua. Jd begitu micua menanyakan hasilnya, yg ada aku malah marah2 dan menyalahkan dia. Siangnya, jam istirahat, aku kembali membeli testpack di mall sebrang kantor dan langsung ku pakai. Ku pikir mungkin hasilnya akan beda.. Tp ternyata tetap sama. Muncul 2 garis dengan garis ke2 samar. Aku sempat tanya ke teman-teman di Bride Sisters, apa hasil TP yang seperti itu menandakan aku positif? Ucapan selamat pun berdatangan dari mereka.. Karena menurut mereka hasil itu menunjukkan positif.
Senang? Hhmm... Tidak terlalu. Aku justru kembali berkeluh kesah di grup. Menyatakan ketidaksiapan ku, dll. Tapi lagi-lagi ucapan seorang teman menyadarkan ku. Betapa dia berjuang untuk bisa hamil, sedangkan aku justru sudah dipercayakan amanah itu. Iya, aku yg awalnya tiap kali mengalami mual dan muntah selalu menggeram marah dan mengungkapkan kekesalan ku pada janin di rahim ku, pelan-pelan mulai menerima semuanya.. Tiap kali mual dan muntah datang, aku selalu berusaha berbincang dengan bayi ku. Bercerita supaya makanan yang ku makan dapat diserap dengan baik gizinya, untuk perkembangan dia. Mual dan muntah ini masih ku alami sampai trimester 2. Aku muntah hampir setiap hari, dan paling parah kalau sore hari. Tak jarang setelah semua makanan di perut ku terkuras keluar, aku memuntahkan asam lambung. Rasa asam di mulut, sakit di ulu hati, bahkan kadang aku sampai pipis karena perut yg tertekan ketika muntah. Walaupun harus mengalami semua itu, tp tidak ada lagi keluhan2 atau emosi negatif :D
Memasuki trimester 2, mual dan muntah masih sering ku alami. Bawaan dedek bayi kalau laper, kepala ku terasa sangat pusing. Jd tiap beberapa jam aku hrs makan. Alhasil berat badan ku bertambah BANYAK! Iya.... BUANYAAK!! Tp aku tidak terlalu ambil pusing walaupun ada beberapa suara sumbang di luar sana, yg bilang kalau nanti bayi ku kebesaran, dll. Toh nyatanya tiap kali USG, BBJ ku normal. Aku sangat amat meyakini, setiap kehamilan punya ceritanya sendiri. Jd memang ga bisa dipukul rata kalau perlakuan A pasti hasilnya B.
Jadi, buat para bumils di luar sana, kalau lagi hamil lebih baik banyak-banyak tutup telinga. Kalau ada orang yang bilang sesuatu, jangan langsung ditelen mentah-mentah.. Baiknya selalu konsultasikan sm dokter kandungan kalian. Bahkan kalau perlu cari second opinion jg supaya makin yakin. Saat trimester 2, rata-rata jenis kelamin bayi sudah bisa terlihat. Alhamdulillah menurut penerawangan USG, bayi ku laki-laki. Setiap kali USG jd saat-saat yang dinanti. Rasanya seperti aku bisa berinteraksi secara nyata dengan bayi dalam rahim ku.. Melihatnya bergerak, tumbuh, rasa cinta ku semakin tumbuh untuknya.
Memasuki semester 3, mulai ada penyesuaian lagi.. Perut yang semakin besar, bawa beberapa perubahan, misalnya kaki yang mulai bengkak, buang air kecil jd semakin sering, dan yang paling terasa adalah mencari posisi tidur ternyaman. Karena beban di perut, tulang punggung dan area pinggang jd sering terasa pegal.. Untungnya suami selalu setia pijetin telapak kaki, ngelus-ngelus area pinggang dan punggung, sampe kebangun tengah malem karena istri yang sibuk grasak grusuk benerin posisi tidur.
Oohh iya, sejak awal kehamilan, aku dan suami selalu membiasakan untuk ngobrol sm dede bayi di kandungan. Biasanya "Ritual" ini kami lakukan sebelum tidur. Ntah menceritakan kejadian yg kami alami hari itu, atau sekedar menyapa dan berharap tendangan kecil darinya. Dan di penutup hari, kami juga mengajak dede bayi untuk berdoa bersama. Harapan kami semoga krn dikenalkan dengan Al-Quran sejak dini, dede bayi tumbuh jd anak yang sayang Allah dan sholeh. Aamiin....
Baeklah... Udah lumayan panjang ceritanya.
Nanti dilanjut lagi cerita lainnya ya *kaya ada yang mau baca aja Tan*
Heheheee...
See you on the next post..
Xoxo
Komentar
Posting Komentar