Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Menyapih tanpa menyakiti hati si buah hati

Setelah sebelumnya aku pernah berbagi cerita seputar perjalanan menyusui Garvi (bisa dilihat disini ), di postingan ini aku mau cerita tentang pengalaman menyapih Garvi.. Semoga bisa membantu Mommy2 diluaran sana dan bisa bermanfaat yaa 😄😄 Saat memulai menyusui Garvi, aku mengusahakan segala cara agar dia bisa menyusu dengan baik. Menyusuinya merupakan salah satu bukti cinta ku untuk Garvi. Begitu pun ketika proses menyapih, aku tidak ingin menyakiti hatinya.. Aku ingin menyapih Garvi juga dengan cinta atau istilah sekarang Weaning with Love (WWL). Sebelumnya, aku sempat mencari tahu seputar WWL, salah satunya dapat dibaca disitus AIMI ini . Aku pernah membaca, jika anak yang disapih dengan "paksa" misal memberi obat merah di area puting, atau memberikan jamu2an supaya rasanya pahit dan tidak enak, justru dapat merusak bonding yang sudah terbangun selama proses menyusui antara Ibu dan anak.. Noooo....!!!! I never want to be like that. Dua bulan sebelum usia Garvi 2 tahu

Anak Anda susah makan? Sama!

Haaiii para moms diluaran... Ada yang punya problem anak susah makan? Tenang, Anda tidak sendiri.. Saya pun begitu. Bukan yang murni GTM (Gerakan Tutup Mulut) memang, tapi kalau makan hampir selalu diemut dan jadi luamaaa banget. Bisa sampai 1 jam lebih.. Tapi 1 porsi habis kan??? Hhhhhhhhh... *pasang muka lelah* 1 porsi pun jarang habis walaupun sudah selama itu. Gimana mamak ga mau nangis kaaan... Yang selalu jadi pikiran adalah kenaikan berat badan dan kecukupan nutrisi. Di usia Garvi yang sudah 27 bulan ini, BB nya 12.6 kg. Bulan lalu sempat 12.8 kg tapi karena hampir seminggu batuk pilek, makannya makin sedikit. Ada yang bilang, kalau makannya susah, coba boost di susu aja. Ini juga jadi poin yang perlu perhatian, karena Garvi bukan anak yang suka (sekali) minum susu. Maksimal minum susu 3x dalam sehari, antara 125-150 ml. Dulu, waktu Garvi belum bisa bicara, saya coba berpikir positif, mungkin semakin besar kalau dia sudah lebih ngerti konsep ngunyah makanan dan makan dengan

Memaksakan....

Memaksakan.... Terlalu lelah, bahkan untuk sekedar meminta pemahaman lebih. Hal yang sering dilupakan, meski berkali diungkapkan. Memaksakan.... Jika goresannya semakin dalam dan lebar, jangan lupa andil dan bagian mu. Saat menerka, meraba, tapi semua kan mulai terasa fana. Dia yang pandangannya berpusat hanya pada refleksi diri... Dia yang mulai mengikis rasa empati... Memaksakan.... Berjuang memahami, sambil sesekali menahan perih. Tertatih, sendiri.